Selasa, 23 Agustus 2011

Taruma Jaya, Sentra Sayur-Mayur dan Susu Segar


Gerbang Taruma Jaya

Anda yang tinggal di Jabodetabek dan Bandung serta sekitarnya pastinya merasakan mudahnya mencari komoditi kebutuhan sehari-hari dengan berjamurnya pasar tradisional, supermarket, pedagang keliling dan warung-warung. Sayur-mayur adalah salah satu komoditas tersebut, namun tahukah Anda darimana sayur-mayur itu berdatangan? Mari kita mulai perjalanan salah satu daerah penghasil sayur mayor yang men-supply kebutuhan sayur mayor di Jabodetabek dan Bandung Area. Daerah sentral pengahsil sayur-mayur ada di Cipanas, Cianjur, Bandung Utara, Lembang, Pangalengan, Sukapura dan Taruma Jaya.


Mari kita berkunjung kedua daerah tersebut, Sukapura dan Taruma Jaya. Desa Sukapura dan Desa Taruma Jaya terletak di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Wilayah Kecamatan Kertasari terletak di kaki Gunung Wayang yang sebagian besar penduduknya bertani sayur. Selain sayur-mayur, komoditas andalan daerah ini yaitu susu segar yang memasok KPBS dan Frisian Flag.  Sayur mayur seperti daun bawang, wortel dan kentang tumbuh subur di area ini.

Seorang petani sedang packing wortel

Sayur-mayur dari para petani dikumpulkan di pengepul yang kemudian didistribusikan ke Bandung, Bogor dan Jakarta. Untuk daerah Bandung, pintu masuk Utama ada di Pasar Tradisional Caringin. Sayur mayur segar dari petani ini harganya sangat murah, misalkan pada Juli 2011 lalu, 1kg wortel harganya Rp. 2000,-. 




Perbaikan infrastruktur jalan dari kawasan ini ke Bandung sudah cukup membantu kelancaran distribusi sayur mayor, walaupun masih dirasa kurang seperti sempitnya jalan dan dibeberapa titik masih ada jalan berlubang dan tidak beraspal. Untuk mencapai daerah Kertasari diperlukan perjalanan sekitar 2 sampai 3 jam dari Bandung atau sekitar 70 km ke selatan Bandung  melalui daerah Bojongsoang, Bale Endah, Ciparay dan Pacet.


Sebagai salah satu daerah hulu Sungai Citarum dimana ada wana wisata Situ CISANTI, daerah Kertasari perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Mengingat bencana banjir yang selalu menghantui masyarakat di daerah aliran sungai Citarum, dirasa perlu adanya penataan porsi lahan perkebunan dan perhutanan.

Wilayah Perkebunaan Sayur
Dengan banyaknya perkebunan, mengurangi daerah untuk serapan air dan erosi tinggi. Selain itu, limbah dari peternakan sapi perah secara tidak langsung juga menyumbang terhadap banjir di aliran sungai Citarum. Perlu adanya win-win solution dari pemerintah agar mengurangi banjir dan masyarakat dapat mendapatkan pendapatan didaerah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar